Wednesday 25 April 2007

Jumatan Pakai E-mail dan Power Point

Laporan dari Malaysia
Jumatan Pakai E-mail dan Power Point
Arifin Asydhad - detikInet
(asy/detikcom)

Kuala Terengganu, Berani tampil beda! Begitulah tata cara khutbah salat Jumat di Negeri Terengganu, sebuah wilayah di timur Semenanjung Malaysia. Teknologi multimedia dimanfaatkan saat khutbah Jumat.

Sudah satu tahun terakhir ini, sejumlah masjid besar di Kuala Terengganu menggunakan multimedia dalam pelaksanaan salat Jumat. Barangkali di dunia ini, baru Terengganu-lah yang menerapkan teknologi multimedia saat khotib berkhutbah.

"Kalau memungkin, teknologi ya kita pakai. Multimedia digunakan, agar jamaah semakin khsyu' dan memahami materi yang dibawakan oleh khotib. Jangan seperti sekarang, kelihatannya khusyu', tapi kenyataannya tidur," kata Menteri Besar Terengganu, Dato Seri Haji Idris Jusoh, saat bertemu sejumlah pimpinan media massa Indonesia di Puncak Gamelan, Primula Beach Resort, Kuala Terengganu, Rabu (14/2/2007) malam.

Saat khotib berkhutbah, pengurus masjid menayangkan ringkasan materi dalam bentuk 'Power Point'. Melalui proyektor, tampilan power point itu disorotkan ke dinding. Cara ini direspons sangat baik oleh jamaah dan memacu jamaah untuk mendengarkan khutbah secara seksama.

"Dan saat ini, cara yang dikembangkan di Terengganu mulai ditiru oleh pemerintah pusat. Kami tentu berbangga, karena cara kami diterima masyarakat," kata Idris Jusoh seperti dilaporkan wartawan detikcom Arifin Asydhad yang mengikuti lawatan ini.

Pertemuan dengan Idris Jusoh berlangsung hingga Kamis (15/2/2007) dinihari dengan difasilitasi Centre for International Dialogue Institute of Strategic and International Studies (ISIS) Malaysia.

Sementara itu, Penyelidik Kanan Pejabat Menteri Besar Ahmad Ikram menjelaskan, khutbah Jumat bermultimedia ini sudah dipraktekkan di sekitar 20 masjid di Kuala Terengganu. Antara lain Masjid Abidin yang merupakan masjid pertama di Kuala Terengganu dan Masjid Terapung Intan Zaharah.

Peralatan proyektor dan laptop bagi 20 masjid itu disediakan oleh Kementerian Besar. Sementara yang mengoperasikan peralatan tersebut adalah masing-masing pengurus masjid. Sebelumnya, para pengurus masjid itu mendapatkan training singkat mengenai mutimedia.

Penggunaan teknologi informasi (TI) ini memang benar-benar didayagunakan dalam salat Jumat di negeri yang berasas 'Islam Hadhari' ini. Menurut Ikram, beberapa hari sebelum Jumat, biasanya khatib sudah memberikan materi kepada pengurus masjid melalui e-mail. "Setelah mendapatkan e-mail, pengurus masjid membuat intisari khutbah ke dalam power point," ujar dia.

Pelaksanaan salat Jumat di Kuala Terengganu diatur oleh Kementerian Besar. Begitu juga dengan keberadaan masjid. "Semua masjid berada di bawah Pemangku Jabatan Hal Ihwal Agama, termasuk para khotib Jumat. Yang diperbolehkan berkhutbah adalah orang-orang yang sudah mendapat lisensi dari pemerintah," kata Ikram.


Keterangan foto: Masjid Abidin, salah satu masjid yang memanfaatkan multimedia (Foto: Arifin A)
(asy/nrl)

1 comment:

Feenza said...

keren neh...ntar lama2 ada jumatan online juga dwong hehhhee..keep posting bro